Untuk Ilalang

“Gambar siapa ini?” Pacar saya menunjuk sebuah gambar kecil yang dibuat oleh teman saya. Dalam kertas kecil yang biasanya dipakai untuk pembatas buku itu tertulis nama saya dan dibawahnya tepat gambar yang menurut teman saya, itu saya.

“Sini gue gambar lagi. Mana kertasnya?” Namun sebelum saya berhasil memberikannya kertas, pacar saya sudah menemukannya lebih dulu. Kertas kotak berwarna putih yang biasanya tertempel di atas meja kayu pendek. Tak lama kemudian, sudah ada seorang anak perempuan kecil berkuncir dua yang sedang tersenyum dan matanya bertuliskan “Ilalang”. Rasanya sempat merasa aneh karena tidak ada matanya. Namun melihat pacar saya begitu gembira memandang seorang anak perempuan kecil itu, saya jadi ikut gembira.

“Ini akan berarti.” Kalimat ambigu yang rasanya saya masih sulit untuk mencerna kalimat itu tanpa melihat raut gembira darinya.

Ilalang. Nama panggilan yang pertama kali terlontar oleh pacar saya ketika kami pertama kali kenal. Singkat saat itu, saya diledek habis oleh pacar saya sebelum ia benar menjadi pacar saya. Kami berdebat dan saling membalas ledekan hingga kemudian nama panggilan itu terlontar dan menjadi kesukaannya. Orang mungkin tak pernah tahu jika caranya adalah cara terunik yang membuat saya merasa istimewa. Setiap ia memanggil “Ilalang”, rasanya degup ini merasakan rasa yang sama seperti pertama kali merasa nyaman dengannya.


Bersandar manis di antara beberapa gambar dan tulisan tak membuat seorang anak perempuan kecil itu terkucilkan. Senyumnya masih setia menari seperti ilalang yang menari bersama angin dan sapa matahari.

#CeritadariKamar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bandung-Bogor Selama Tiga Jam

Untuk Seseorang dalam Senja Itu