Doa Untukmu

Doa Untukmu
Hari itu, kamu baru cerita kalau kaki kamu terkilir. Kamu terlihat sudah terbiasa dengan kondisi itu. Hebat :) Saya deg-degan. Apalagi malam itu, kamu maksa bawa motor (ya, siapa lagi yang mau bawa. Gw gak bisa bawanya. Haha). Aneh. Malam itu juga, saya merasa semua darah mengalir ke kepala. Pusing. Telapak tangan penuh keringat. Bagaimana bisa saya tidak memikirkan kamu yang seperti itu? Pada teman pun saya pasti khawatir. Apalagi kamu (ehemm.. the special one). Saya sebenarnya ingin tahu, hal apa yang bikin kamu maksain kondisi kamu yang seperti itu? Saya gak berani bahas ini depan kamu. I’m nervous!
                Saya jadi ingat dulu. Dulu, ada satu-satunya cowok yang berhasil membuat saya (hingga saat ini) selalu gemetar dan grogi sampai mau ngomong pun terbata-bata serta harus menyusun kalimat-kalimat. Cowok ini mempunyai karakter yang saya kagumi dan saya idamkan sebagai the right man nanti. Satu yang tak tergantikan, cowok ini selalu bisa membuat saya tersenyum:) Cowok yang jadi pacar saya sewaktu kelas 1 SMA ini, punya gaya bicara yang khas. Penuh kharisma. Selalu bisa memotivasi saya saat saya down. Selalu bisa meyakinkan saya untuk setiap keputusan yang saya ambil. Saya sering merasa satu pikiran dengannya. Tujuan saya kuliah di Bandung agar bisa sering komunikasi dan bertemu dengannya, nihil. Sayangnya, saya malah lebih jarang bertemu dengan cowok ini.
                Kembali pada kamu. Maaf ya.. Saya sendiri tidak mengerti apa yang saya rasakan. Mungkin perasaan yang sama saat saya pertama punya pacar. Saya jadi merasa aneh. Namun rasa ini kuat. Entah mungkin terpengaruh dengan ucapan Babeh saya mengenai pasangan hidup.
“Kamu kalo mau cari pasangan hidup itu yang satu visi. Bisa bimbing kamu dan support kamu. Jangan kebanyakan kamu yang ngeluarin air mata. Dan bisa ngerti kamu yang punya temen banyak dan kebanyakan temen kamu itu cowok. Gak mudah dapet yang kayak gitu tapi kamu pasti dapet.”
Well, Babeh saya mungkin sedikit curhat tentang masa lalu Ibu saya yang termasuk cemburuan. Hihi. Padamu. Beberapa hari sebelum kita bertemu lagi di hari saat kaki kamu terkilir, saya memperhatikan cara kamu bicara. Saya senang :) Kamu bisa begitu cerdas :) Membuat saya teringat Babeh. Kamu mungkin risih saat saya menatap kamu dalam. Hihi. Saya sedang memperhatikan mata kamu. Saya suka ) Saya sempat tak acuh dengan rasa ini namun kamu sering kali tak permisi, masuk dalam pikiran saya.
                Dan saya teringat tatapan mata kamu saat saya akan shalat subuh. Saya suka mata kamu saat itu. Kesannya dalam walaupun saya tak tahu apa artinya. Beberapa menit setelah itu, saya berdoa untuk kamu. Untuk kesembuhan kaki kamu. Saya sempat cerita padaNya. Dan Beliau bilang kamu yang menjaga saya saat saya terlelap. Tanpa cacat apapun. Terima kasih yaa :) Terima kasih juga, Allah:) Kamu luar biasa, FG :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bandung-Bogor Selama Tiga Jam

Untuk Seseorang dalam Senja Itu

Untuk Ilalang