Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

Inilah Adam*

Dear Adam*,                 Sore ini, aku coba beranikan diri untuk telepon kamu. Sedikit lelah jika terus menerus hanya bisa memandang foto gantengmu, Adam*. Ada yang lewat dari logika: kamu punya handphone tapi gak ada gunanya. Hehe. Well, aku hanya ingin tahu, baju size apa yang kamu pakai. Waktu mau pencet call , rasanya kayak mau telepon orang paling penting sedunia. Oh, no! Kamu selalu bisa membuat aku terpaku.                 “Hey, Adam*, baju kamu size apa?”                 “Apa? Gak tentu tau.”                 “Kok gak tentu sih? Baju sendiri gak tau.”                 “Iya beneran gak tentu. Gak biasa pake baju.”                 “Gak biasa pake baju?!”                 …                 Sepenggal percakapan konyol antara aku dan kamu, ganteng. Langsung shock saat melihat pulsa yang begitu sekarat itu terkuras habis akibat percakapan konyol ini. Namun rasa rindu terbayar, meski belum lunas. Haha.                 Terima kasih, ganteng. Untuk percakapan konyol namun berarti i

Surat untuk Adam* (3)

Dear Adam*,                 Hari ini, seharian ketemu kamu. Sepertinya kamu usai uas jam delapan. Haha. Bagaimana uasnya, ganteng? Seorang teman pernah berkata bahwa tak bisa dibilang uas bila tak bikin pusing. Haha. Lepas dari itu, hari ini hari jumat! Selamat hari ganteng, ganteng. Aku telat mengucapkannya. Terlalu sibuk memikirkan uas hari senin. Kita saling mendoakan untuk uas kita yaa, ganteng!                 Tak berapa lama setelah para makhluk ganteng usai shalat jumat, aku pun selesai merapikan rambut di tempat yang biasa disebut salon. Haha. Entah mengapa, hawa hari ini beda sejak aku lihat kamu pagi ini. Benar ternyata. Tak sengaja aku melihat garis merah dijaket MU favoritku itu. Dan aku langsung yakin, itu kamu! “Nia, mampus ada Adam*!” sambil pura-pura sibuk. Aku tak berani lagi menatap kamui, ganteng. Meski mata kita tak dipungkuri, kita saling menatap. Kamu bersama teman-teman kamu. “Abis darimana, Sekar?” ucapan dengan nada bicara yang hemat. Haha. Sebenarnya, aku

Qoutes! (1)

created by Sekar Kanya :) FASHION IS THE WAY OF BEING YOURSELF JUST BE 'U' FOR THE UNIQUE

Hey, Adam*

Dear, Adam (pengendara motor ninja biru dongker yang membuat saya selalu semangat)             (ditulis beberapa waktu lalu saat Surat Untuk Adam belum diposting) Hari ini, aku melihat kamu dibawah pohon besar itu bersama teman-teman kamu. Kaos abu-abu yang kamu pakai, simple. Aku suka. Walaupun aku tak begitu jelas melihatnya. Tetapi wajah kamu jelas meskipun aku gak pakai kacamata. Selalu begitu. Mau sejauh apapun, kamu terlihat jelas. Dan aku selalu berhasil mengetahui keberadaanmu.             Kamu pasti tahu aku. Semoga abangku tak menyampaikan hal yang sering aku sampaikan padanya tentang kamu. Kamu mungkin bisa menebak. Tingkah laku kita yang sering salah tingkah saat tak sengaja bertatapan. Dan membuat perasaanku bergetar. Aku tak tahu apa yang kamu rasakan. Apa itu sama seperti saat kita tak sengaja bertatapan atau hanya sekejar perasaanku saja. Aku suka jaket MU kamu. Aku sudah utarakan ini bukan? Hanya saja, tak ada respon berarti dari kamu. Petang ini, aku sebenarnya ing

Surat untuk Adam* (2)

Dear   Adam* (kamu yang membuatku berpikir keras hanya untuk sms),             Jumat, 29 April. Hari itu kampus sepi. Bagaimana tidak. Aku baru saja keluar kelas dengan genggaman makanan ditangan. Panas. Bersama Nia, aku berjalan menyusuri lorong dan kemudian melihat tempat nongkrong kamu dari jauh. Sepi. Terlihat beberapa orang yang sepertinya lebih senior. Seketika, aku yakin kamu tak ada di sana. Sesaat setelah aku dan Nia membeli makan, kami menikmati hari di halte depan kampus. Jalan sepi. Dan diujung pandangan, terlihat beberapa mahasiswa sibuk membuka Koran lalu membuka sepatu mereka. Subhanallah.. Mereka ternyata mau shalat jumat. Bayangkan, gang sempit tempat mesjid kecil paling depan kampus itu penuh dengan makhluk kesayangan Allah yang niat shalat jumat. Di pinggir jalan atau di gang sempit pun tak masalah. Aku membayangkan kamu ada di antara mereka, ganteng.             Aku menunggu. Sambil asik menikmati makan, aku menunggu bubarnya jumatan. Aku berharap bisa langsung me