Tak Mudah

Tak mudah bila harus menjalani sesuatu yang sebenarnya tak ingin dijalani



Sore itu, saya bertemu dengan seorang teman dekat yang sudah begitu dekat dengan saya, seperti sosok seorang kakak bagi saya. (beberapa dari kamu sudah mengetahuinya). Dia mengenalkan temannya pada saya. Saya samarkan menjadi Adam (maaf bila ada nama yang sama).
Saya tak merasakan ada sesuatu saat itu. First impression, he looks handsome and oh.. He’s my type. Fokus. Saya tak mengubris perasaan sesaat itu. Sambil makan bersama, saya dan teman dekat saya itu terus tertawa. Inilah kami. Kami memang selalu tertawa dan menertawakan sesuatu. Jarang sekali kami ada didalam situasi yang sedih atau yang menguras air mata sekalipun. Di sela tawa, saya melihat Adam tak banyak bicara. Bahkan tak bicara saat melihat saya tertawa dengan wujud asli saya (Hihi. Agak seram yaa..). Saya pikir dia agak ilfil dengan saya. Saya tak peduli. Saya malah semakin menampakkan wujud asli saya (baca: tertawa sampai guling-guling).
“Hey, Adam kok diem aja sih? Kenapa? Sariawan yaa? Hahahaha.” Itulah saya. Saya malah mengejek dia karena saya sedikit tak enak hati padanya. Bagaimana tidak, saya dan teman dekat saya begitu seru tertawa dengan bahan tertawaan kami, sedangkan dia diam. Ada apa dengannya, pikir saya dalam hati.
Selang beberapa hari, saya tak sengaja bertemu kembali dengan teman dekat saya itu yang notabene memang satu kampus dengan saya. Hanya saja, karena kami beda jurusan dan beda angkatan, kami jarang bertemu. Begitu melihat teman dekat saya dari kejauhan, saya langsung menyapanya (dengan wujud asli saya tentunya. Baca: teriak-teriak sambil lari). Saat berada tepat di depannya, teman dekat saya hanya mengacak-acak rambut saya. Kemudian..
“Adam itu ngomongin lo dari kemaren lho. Cieee…” Saat itu juga, saya tak sanggup melihat wajah Adam yang ada disebelahnya. Begitu pun dengan Adam, dia langsung memalingkan wajah (baca: salah tingakah). Jujur, hati masih berdebar semenjak kejadian itu dan setiap bertemu dengan Adam. Mirip dengan lirik Inikah Cinta-ME[1].
Saat kujumpa dirinya
Di suatu suasana
Terasa getaran dalam dada

Kucoba mendekatinya
Kutatap dirinya
Oh dia sungguh mempesona

Ingin daku menyapanya
Menyapa dirinya
Bercanda tawa dengan dirinya

Namun apa yang kurasa
Aku tak kuasa
Aku tak tau harus berkata apa

Reff#

Inikah namanya cinta
Inikah cinta
Cinta pada jumpa pertama
Inikah rasanya cinta
Inikah cinta
Terasa bahagia saat jumpa
Dengan dirinya

Kujumpa dia berikutnya
Suasana berbeda
Getaran itu masih ada

Aku dekati dirinya
Kutatap wajahnya
Oh dia tetap mempesona

Rindu terasa
Dikala diri ini ingin jumpa
Ingin s'lalu bersama
Bersama dalam segala suasana

Terima Kasih, Adam. Kamu selalu bisa membuat hati saya berdebar. Dan kita sama-sama tak bisa memiliki. Tak Bisa Memiliki-Dyta[2]
bila waktu ku tersisa
untuk selalu disisi
menjaga hatimu

* aku kan slalu mencoba
berikan yang terbaik untuk kau miliki
tapi maafkan aku
waktuku hanya sesaat

reff: aku tak bisa memiliki menjaga cintamu
walau sesungguhnya hatiku mencintaimu, memilikimu
aku tak ingin kau terluka mencintai aku
hapuslah air matamu dan lupakan aku

sungguh di batas asa
ku hanya ingin kau bahagia
jalani hidupmu

repeat *
repeat reff



[2] http://liriklaguindonesia.net/d/dygta/persembahan-jiwa/dygta-tak-bisa-memiliki/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bandung-Bogor Selama Tiga Jam

Untuk Seseorang dalam Senja Itu

Untuk Ilalang