Surat untuk Sang Atlit (2)


Dear, Atlit (seseorang yang membuat aku semakin merasa bersyukur)

                Hari ini, sahabatku, Aaron ulang tahun. Aku pernah ceritakan tentangnya pada Rabu, 23 Maret hari itu. Aku yakin kamu ingat. Kamu sendiri yang bilang bahwa kamu selalu mengingat hampir setiap kejadian. Tak ingat pun tak apa. Lupa itu wajar, Atlit. Mungkin saat ini kamu sedang lupa tentang aku. Dan aku memaklumi itu. Normal bukan?
                Kemarin malam, ada customer yang mirip kamu. Datang bersama istrinya yang sedang hamil tua. Mereka baik denganku. Begitu ramah. Aku sampai tercengang melihat suaminya itu. Aku pikir mungkin dia masih berhubungan darah denganmu. Lihat rambutnya, matanya, senyumnya, bahkan cara dia bicara dan bercanda. Seketika aku berharap itu hanya bayanganku saja. Tetapi sulit untuk membuatnya seperti bayangan. Saking nyatanya.  Mungkin saja ini efek pikiranku yang terlalu memikirkanmu.
                Bagaimana utsnya, Atlit? Mendengar cerita darimu, kamu sepertinya sudah ahli dalam mengatur cara belajar. Lain hal yang membuatku kagum padamu. Kamu dewasa, Atlit. Mengapa waktu itu kamu menyembunyikan tentang pacarmu? Hingga rasa ini kurasakan, Atlit. Dan aku sedang berusaha bertahan dalam kecamuk perasaan ini. Tenang saja, Atlit. Aku tak akan membuatmu susah atau merasa bersalah dengan hal ini. Rasa ini akan kupendam dan kubiarkan menghilang dengan sendirinya jika kamu benar tak mempunyai rasa yang sama.
                Jaga dirimu, Atlit. Kamu cowok hebat!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bandung-Bogor Selama Tiga Jam

Untuk Seseorang dalam Senja Itu

Untuk Ilalang