Surat yang Terlewat Untuk Adam*

Dear Adam*,

Aku senang melihatmu mengeluarkan lagi si #1 yang disambung dengan nama perempuan yang berhasil menjadi ratumu itu.

Dan seketika itu, aku mendapat kesimpulan berarti tentang selama ini. Waktu yang lama untuk menanti. Memperhatikan dari sudut kejauhan kampus.

Rasa ini hanya kagum. Kagum pada sosokmu yang selalu berhasil membuat degup tak terelakkan dan peluh ditangan  berpendar.


Ini benar kisah terakhir tentangmu, Adam*. Entah suatu hari. Entah kapan. Namamu mungkin akan kembali kuukir disini sebagai sosok yang berbeda.

Terima kasih Adam*, letupan perasaan itu sudah bisa kupendam dalam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bandung-Bogor Selama Tiga Jam

Untuk Seseorang dalam Senja Itu

Untuk Ilalang