Bersama, Kita Bisa
Berawal dari botol kaca kecil kosong
yang kesepian, saya pikir botol ini butuh sentuhan. Setelah dibersihkan dari
selimutan merek yang membelenggu beningnya, saya masih berpikir sentuhan apa
yang bisa mengurangi rasa sepi botol ini. Rasanya tak tegs bila harus saya
diamkan saja sebagai penghias sunyi di kamar kost.
Setiap usai kegiatan di luar, jam
tangan dan gelang saya tergeletak begitu saja secara terpisah sehingga lemari
kecil di pojok kamar kost berukuran 2x3 ini merasa sesak. Begitu pun dengan jam
tangan dan gelang kesayangan saya ini. Mereka seolah kesal karena terlalu diterlantarkan,
dibiarkan merapikan diri mereka sendiri.
Tak sengaja saya meletakkan botol
kaca kecil kosong yang kesepian itu di antara mereka. Sepertinya mereka senang
dengan kehadiran warga baru di tengah mereka. Jam tangan dan gelang saya jadi
lebih mudah ditemukan, di dekat botol kaca kecil kosong yang kesepian.
Suatu hari, saya tak sengaja
membiarkan gelang saya memeluk botol kaca kecil kosong yang kesepian itu. Meski
warnanya dominan ungu, sepertinya botol kaca kecil kosong yang kesepian itu
merasa nyaman. Beningnya kaca yang menunjukkan betapa kesepian dirinya menjadi
lebih berwarna. Gelang saya pun tidak rewel dan berantakan serta tak merasa diterlantarkan.
Kemudian disusul jam tangan saya yang sepertinya mulai iri hati melihat para
gelang. Jam tangan dengan tali panjang itu saya biarkan mendekap botol kaca
kecil kosong yang kesepian. Dan hadirnya membuat botol kaca kecil kosong yang
tadinya kesepian menjadi ceria.
Jam tangan dan para gelang
bersama memeluk botol kaca kecil kosong yang tadinya kesepian untuk menjauhkan
botol itu dari kesepian. Mereka kini bersama membuat warna ceria untuk
beningnya botol kaca kecil yang tadinya kosong dan kesepian.
#CeritadariKamar
Komentar
Posting Komentar